Rasa Sungkan
09 December 2022
Apakah kita pernah merasa malu saat public speaking?

Atau kita malu untuk kenal dengan gebetan atau kita kadang merasa khawatir untuk menyampaikan sesuatu karena kita takut tidak didengarkan atau ditolak, dianggap aneh dan menggangu?

...
Akhirnya banyak dari pemikiran, ide, dan perasaan kita dipendam saja dan tidak perlu untuk dibicarakan atau pasif saja. Akhirnya membuat kita jadi kesal dan tidak berdaya. Percaya atau tidak, hal ini dialami oleh sebagian besar orang, apalagi di Indonesia. Jadi kita tidak sendirian.

Mungkin kita sudah sadar kalau di budaya Indonesia ada yang namanya budaya tidak enakan yang intinya hal itu bertujuan supaya sopan.

Bukan berarti kesopanan yang buruk, tapi tidak jarang ini membuat orang jadi tidak berbicara dan sungkan ini yang biasanya membuat jadi serba takut, serba khawatir dan memikirkan “bagaimana ya dampaknya?” dan biasanya sungkan ini berhubungannya dengan orang lain, seperti kita menjadi overthinking atau kita menjadi khawatir dan berpikir “apakah dia kesal?” atau “apakah dia kecewa?” atau “apakah saya jangan melakukan ini?” dan akhirnya tidak dilakukan.

Kita takut memberikan feedback ke teman kita. Contoh sederhana dalam teamwork kita terkadang kecewa dengan rekan kerja kita yang salah mengambil tindakan, tapi karena kita ragu dan takut, kita pendam dan tidak dibicarakan serta tidak ada solusi yang pada akhirnya membuat kita lelah.

Dari sini sebenarnya kita sadar bahwa kebiasan ‘sungkan’ ini bisa menghambat perkembangan diri kita, membuat kita tidak nyaman, dan kita jadi sering takut untuk mengambil risiko atau kita menjadi tidak percaya diri untuk memulai sesuatu.

Padahal, mungkin akan ada momen dimana kita merasa perlu sekali untuk menyampaikan ide di depan banyak orang. Tapi, karena sungkan menyampaikan pendapat, kita pendam saja.

Bagaimana caranya meningkatkan percaya diri supaya kita bisa mengatasi rasa sungkan, kita perlu paham dan yakin kalau apa yang kita sampaikan itu adalah hak kita dan memang benar dan butuh percaya diri. Sebenarnya, kalau kita bisa menghilangkan rasa sungkan, yang entah timbul dari rasa tidak percaya diri atau overthinking, kita bisa jadi lebih baik.

Pertanyaannya adalah, “bagaimana caranya meningkatkan percaya diri?” dan “bagaimana caranya supaya kita bisa percaya diri saat berbicara?”

Solusinya adalah pertama yang bisa kita lakukan adalah kita akui bahwa hal itu adalah masalah dan bukan hal yang memang bisa didiamkan terus-terusan. Akui saja bahwa kita mempunyai masalah dengan rasa sungkan yang akhirnya mungkin kita menjadi tidak percaya diri. Memang ini banyak dipengaruhi oleh lingkungan, culture, atau mungkin karena memang kita semua mempunyai karakteristik masing-masing. Banyak dari kita yang merasa pendiam, banyak dari kita yang merasa tidak enakan.

Akui saja dulu bahwa ini adalah sebuah masalah.

Yang kedua, setelah diakui adalah mencoba untuk melakukan tindakan untuk mengatasi masalah itu. Kalau misalnya kita sering berpikiran negatif tentang diri kita sendiri atau kita sering menahan diri untuk tidak berbicara, maka cobalah untuk memulai.

Mungkin untuk kita yang sering memendam, coba paksakan untuk berbicara di meeting-meeting kecil. Semua hal yang kita lakukan itu sebenarnya akan membantu untuk mengubah mindset yang awalnya tidak bisa menjadi bisa, yang awalnya merasa untuk dipendam akhirnya tidak, at least cobalah dulu.

Kalau gagal tidak apa-apa, karena baru pertama atau kedua dan tidak akan ada hal buruk yang terjadi. Ini akan berbeda kalau misalnya kita sudah menanamkan mindset ragu-ragu terlebih dahulu dan berpikir bahwa sudah pasti tidak bisa. Pemikiran-pemikiran seperti itu biasanya akan menghambat kita dan jadinya kita sudah khawatir terlebih dahulu dengan hal-hal yang belum tentu akan terjadi. Jadi, by progress saja.

Setelah kita mengakui dan setelah melakukan sesuatu, cobalah untuk terus-menerus melakukan action atau fokus kepada hal-hal yang bisa kita lakukan. saja. Itu akan mengurangi rasa tidak enakan, meningkatkan rasa percaya diri, dan membantu kita untuk secara rutin melakukan action.

Karena, fokusnya ke tindakan atau ke hal yang bisa kita kontrol atau ke action kita, bukan ke pemikiran kita tentang masa depan yang basicly tidak bisa kita kontrol. Orang mau nyaman dengan kita atau tidak, orang mau menerima kita atau tidak, orang mau membicarakan kita atau tidak adalah hal-hal yang tidak bisa kita kontrol sebenarnya.

Kita tidak bisa kontrol bagaimana orang merespon atau menerima kita, tapi kita bisa fokus ke perilaku kita. Jadi, fokusnya ke perilaku saja hal yang bisa kita kontrol, coba rutinkan. Caranya bermacam-macam sebenarnya, pastinya tentu latihan dan yang kedua adalah setelah kita mengakui, kita bisa do something about it.

Rasa tidak percaya diri, sungkan bisa menghambat diri kita. Untuk mengatasi hal tersebut memang perlu waktu, perlu edukasi, pasti nanti butuh ber-progress. Jadi kalau misalnya kita pertama-tama gagal itu tidak masalah, yang penting kita ber-progress sedikit demi sedikit setiap harinya.

Written by Hendry Wijaya
List of Authors
Subscribe
Get up-to-date information by signing up for our newsletter
Contact Us
We are happy to answer any questions you may have
Address
Sahid Sudirman Center
Jalan Jend. Sudirman Kav.86, Lantai 12
Karet Tengsin, RT.10/RW.11
Daerah Khusus Ibukota Jakarta
10220