2023 pun juga bukan tahun yang bebas dari peristiwa. Meletusnya berbagai konflik di belahan dunia, terjadinya mogok kerja di Hollywood oleh aktor, sutradara, penulis dan kru perfilman, tur Blackpink, Taylor Swift, Coldplay, dan Beyonce yang mengguncang dunia, dan masih banyak lagi peristiwa lainnya. Saya yakin untuk kita semua disini pun memiliki berbagai catatan peristiwa 2023 lainnya yang masih hangat dalam ingatan kita.
Untuk saya sendiri, tahun 2023 merupakan tahun yang penuh akan pertumbuhan. 2023 menempatkan saya pada berbagai posisi yang mungkin asing untuk saya, yang tidak pernah saya lakukan sebelumnya, atau bahkan yang tadinya saya kira tidak akan bisa saya lakukan.
Some worked, some didn’t. Ada usaha dan effort yang berhasil, ada yang tidak. Menempatkan diri pada posisi yang asing, dimana tidak pernah kita bayangkan akan berada sebelumnya bisa membuahkan hasil yang tidak terduga. Terkadang hasilnya jauh melebihi apa yang kita bayangkan, terkadang hasilnya ya, b aja.
Namun satu hal yang pasti, it led me to growth.
Banyak sekali hal-hal baru yang saya lakukan di tahun ini. Pergi ke kota-kota baru, beberapa diantaranya dengan moda transportasi yang tidak pernah saya coba sebelumnya. Bertemu dengan orang-orang baru yang inspiratif. Tampil dalam acara publik yang besar, sampai dengan menemani anak-anak saya untuk berkompetisi dalam perlombaan dan kontestasi yang jangankan saya bayangkan, mengira akan pernah bersentuhan dengan aktivitas ini saja tidak pernah.
Seperti yang saya nyatakan sebelumnya, ada yang berhasil, dan ada yang tidak. Kegagalan itu pahit rasanya, namun saya selalu ingat perkataan Tony Robbins, “Don’t limit your challenges, challenge your limits. Each day we must strive for constant and never ending improvement.” Quote ini begitu menempel dalam ingatan saya, dalam segala sesuatu hal yang saya lakukan.
Hal ini sebenarnya bisa kita sambungkan kepada mashab pengelolaan keuangan pribadi, dimana kita percaya bahwa pengelolaan keuangan setiap orang pasti berbeda-beda, karena titik mulai dan perjalanan mereka pun berbeda. Karena itu, ukuran pencapaian yang dipakai untuk setiap orang pun berbeda. Kita tidak bisa mengukur dan membandingkan diri kita dengan orang lain. Yang bisa kita lakukan adalah membandingkan diri kita dengan titik di masa lampau, sejauh mana kita sudah bertumbuh dan berevolusi.
Kembali lagi ke berbagai tantangan di 2023 (dan calon tantangan lainnya yang akan menghadang masing-masing dari kita di tahun mendatang), saya juga mempercayai kutipan yang konon berasal dari Morgan Freeman, “Challenge yourself, it is the only path that leads to growth.” Maka, jika kita mau terus bertumbuh dan berkembang, kita tidak bisa takut pada tantangan. Kita tidak bisa menghindari kendala. Situasi yang tidak nyaman, yang asing bagi kita, justru bisa menjadi potensi tempat dimana kita berkembang jauh dari apa yang kita bayangkan.
My eldest daughter, tahun ini mengikuti beberapa kompetisi dalam bidang yang berbeda. Sebut saja dia J. Awalnya, J juga sering memiliki kecemasan sebelum tampil di depan banyak orang. Hal yang sebenarnya, dulu juga sempat saya miliki. What better way to show her that she actually can do it?
Yap, by watching me speak to a lot of people on stage. Dengan J melihat saya melakukan hal yang dia kira tidak bisa dia lakukan sebelumnya, dia mendapatkan keberanian untuk melakukan hal yang sama. Untuk tampil dan memberikan usaha terbesarnya dalam setiap kegiatan yang dia lakukan.
Salah satu hal yang juga akhirnya saya sadari adalah, setiap tindakan yang saya lakukan juga memiliki arti untuk anak-anak saya. Ketika saya mendorong diri saya untuk menghadapi tantangan dan bertumbuh, yang saya harapkan adalah anak-anak saya juga mendapatkan kekuatan dan keyakinan yang sama bahwa, mereka juga bisa melakukannya.
Bahkan apabila hasil menghadapi tantangan tadi adalah kegagalan, hal itu menjadi catatan pelajaran yang baik untuk anak-anak saya. Mereka melihat bahwa kegagalan itu bukan akhir segalanya, it’s okay to fail as long as we have tried our best. Dan kegagalan itu biasa, kegagalan itu justru memiliki benih untuk kita bertumbuh lebih jauh lagi. Mereka telah melihat contoh kegagalan hanyalah berarti bahwa kita harus mencoba lagi, dengan cara dan usaha yang lebih besar lagi.
Segar dalam ingatan kita kecemasan kita yang selalu datang menghantui di era pandemi. Apakah kita akan bertahan dan melewati tahun-tahun tersebut, atau apakah perjalanan kita akan berakhir disana. Menurut saya, banyak dari kita yang juga turut menyadari bahwa karena waktu di dunia ini sangat terbatas, maka yang bisa kita lakukan adalah memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.
Jika kita memiliki anak-anak, sebaiknya kita bisa menyempatkan waktu untuk bersama mereka sepanjang yang kita bisa. Jika ada waktu dimana kita tidak bersama mereka, maka kita harusnya memanfaatkan waktu tersebut untuk bertumbuh sebanyak-banyaknya. Bagi kita yang belum memiliki keluarga, setiap waktu yang kita miliki pun berharga. All we have to do decide is what to do with the time that is given to us.
Saya yakin semua diantara kita telah memiliki tahun yang berarti. And here’s to an even exciting, challenging, dan remarkable 2024! May we always be grateful for the past, find joy in the present, and remain excited for the future.